Taburan Bintang di Atap Kamar
Jutaan bintang bertaburan
menghiasi supermoon. Kilaunya memikat hati, seakan lengkap menghiasi sang
rembulan yang memang terlihat lebih besar, dengan paras cantik yang nampak
tersipu malu menyambut jutaan pasang mata yang menyaksikannya. Bulan memang
primadona malam ini, tapi kerlip hamparan bintang di langit yang bersih
bagaikan permadani yang luar biasa luas, cukup memukau dan memanjakan
ketentraman hati bagi siapapun yang memandangnya.
“Bintang di langit, kerlip engkau
di sana. Memberi cahayanya di setiap insan..”
Lagu ini keluar begitu saja
mengiringi euforia ketakjuban panorama malam yang mengagumkan. Tiba-tiba entah
darimana, memoriku terbawa pada sederet kata-kata ‘orang penting’ negeri ini: “Indonesia ini aneh, kita diajari
belajar tinggi, bercita-cita tinggi, harapan yang muluk-muluk setinggi bintang
di langit. Tapi kita tidak diajari mengenal apa itu kekecewaan. Padahal di
balik setiap harapan dan cita-cita, selalu ada kekecewaan”
Itu adalah kata-kata Bob Sadino,
seorang entrepreneur sukses yang terkenal ‘nyeleneh’ dan kritis dalam suatu
acara TalkShow layar kaca beberapa saat lalu. Kata-katanya praktis menempatkan
dirinya secara frontal bertentangan dengan arus paradigma pendidikan negeri
ini. Bukankah sedari SD kita disuruh untuk menggantungkan cita-cita kita
setinggi bintang di langit?