12.11.11

Renungan: Antara Ada dan Tiada

Genangan itu kian luas. Dipandanginya pelataran rumah yang kini dipenuhi kubangan lumpur, basah karena hujan. Petir masih sesekali menderu bersahutan, menggelegar dari sudut-sudut mendung yang pekat kelabu di atas sana.  Tiba-tiba, tetesan air dari beranda rumah yang bocor mengejutkan lamunannya. Bowo terperangah.

Entah sudah berapa lama ia tepekur di kursi goyang butut, memandangi halaman rumahnya yang sedang bermandi hujan. “Arteta,. Oh Arteta..” gumamnya sembari menyeka dahinya yang basah karena tetesan hujan.  Dihisapnya batang tembakau itu dalam-dalam. Berharap kehangatan di dadanya dapat menyeka kegalauan hatinya. Entah sudah batang yang ke berapa. Tembakau memang bakal merongrong usianya, sebagai seorang dokter ia tahu betul akan hal itu, tetapi masalah yang ia hadapi terasa lebih penting daripada sebuah urusan hidup dan mati.


Sudah seminggu berlalu semenjak Arteta, kekasih hati yang ia dambakan pergi meningalkan dirinya. Namun bukan itu yang menyesakkan batinnya. Keanehan demi keanehan yang ia hadapi akhir-akhir ini membuat hidupnya tidak tenang. Hal yang sukar dimengerti logika. Mungkin ini salah satu bukti bahwa ketulusan cinta mampu menembus dimensi ruang dan waktu. Menembus akal sehat yang membuat kita terperangah.  Berikut adalah kisah nyata antara Bowo dan Arleta (bukan nama sebenarnya) yang terjadi baru-baru ini di wilayah Jawa Barat. Alamat, rincian kejadiannya juga turut disamarkan demi menghormati keduanya yang juga teman sejawat satu profesi dengan penulis.

Read More ...

11.11.11

Saat Hujan Membasahi Hati, Tukang Cukur Pun Tersenyum

Khas. Begitulah aroma hujan. Sensasional dan entah mengapa aromanya laksana kafein saja, membuatku ingin melakukan banyak hal. Nada hujan memang tidak semerdu musik pop, tetapi rintikannya kala menyapa genting, menegur dedaunan di luar sana, dan saat akhirnya harus berjibaku dengan bumi yang tak pernah haus melahap jutaan galon cucuran hujan dari atap-atap langit seakan memberikan nuansa yang merindukan. Sejuk dan damai, sehenyak berdesir hati ini. Mungkin hanya dua hal yang ingin kulakukan kala hujan menyapa: tidur nyenyak dengan berselimut kehangatan, atau tetap terjaga dengan secangkir kopi hangat di meja.

Read More ...
Powered by Blogger.

  © Blogger template 'Personal Blog' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP