11.11.11

Saat Hujan Membasahi Hati, Tukang Cukur Pun Tersenyum

Khas. Begitulah aroma hujan. Sensasional dan entah mengapa aromanya laksana kafein saja, membuatku ingin melakukan banyak hal. Nada hujan memang tidak semerdu musik pop, tetapi rintikannya kala menyapa genting, menegur dedaunan di luar sana, dan saat akhirnya harus berjibaku dengan bumi yang tak pernah haus melahap jutaan galon cucuran hujan dari atap-atap langit seakan memberikan nuansa yang merindukan. Sejuk dan damai, sehenyak berdesir hati ini. Mungkin hanya dua hal yang ingin kulakukan kala hujan menyapa: tidur nyenyak dengan berselimut kehangatan, atau tetap terjaga dengan secangkir kopi hangat di meja.

Tidak seperti malam-malam lalu, sudah berjam-jam hujan membasahi kota Jogja. Mungkin memang dia ingin melepas kerinduan dengan kota tuaku tercinta ini. Iramanya yang konstan mengiringiku malam ini untuk sekedar iseng-iseng browsing. Kaskus, satu forum yang penuh inspirasi ini tak pernah terlupa kubuka. Terutama kala luang seperti ini. Sembari ditemani kopi kental pahit yang mengepul panas. Ahh, nyaman sekali gumamku. “Hujan dan kopi panas, dua sejoli yang amat jarang kutemui bersamaan..”

Lounge, forum Kaskus yang menurut hematku paling mengasikkan. Paling ramai, paling kocak, paling unik dan paling rusuh juga.. haha. Apapun bisa diposting di sini. Justru dinamika nano-nano inilah yang membuat tempat hang-out online ini menarik. Banyak inspirasi dan info yang bisa digali dari sini.  Tiba-tiba aku terhenti pada sebuah trit yang menarik, coba simak kawan-kawan. Trit mengenai obrolan tukang cukur dengan pelanggannya:

Pada suatu hari, datanglah seorang pelanggan di sebuah tempat cukur di sudut kota. Terjadi dialog antara keduanya:

Tukang cukur:"Saya tidak percaya Tuhan itu ada".

Pelanggan: "Kenapa kamu berkata begitu??" timpal si konsumen.

Tukang cukur: "Begini, coba Anda perhatikan di depan sana, apa yang terjadi di jalanan itu menunjukkan bahwa Tuhan itu tidak ada! Katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada, mengapa ada orang sakit?, mengapa ada anak terlantar?? Jika Tuhan ada, pastiah tidak akan ada orang sakit ataupun kesusahan. Saya tidak dapat membayangkan bagaimana Tuhan Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi."

Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon karena dia tidak ingin memulai adu pendapat. Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur. Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar, kotor, lengkap dengan brewok yang tidak dicukur. Orang itu terlihat sangat lusuh dan tidak terawat. Si konsumen kembali ke tempat si tukang cukur dan berkata," Kamu tahu, sebenarnya TIDAK ADA TUKANG CUKUR."

Si tukang cukur tidak terima,"Kamu kok bisa bilang begitu ?? Saya disini dan saya tukang cukur. Dan barusan saya mencukurmu!"

"Tidak!" elak si konsumen. "Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orang
dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana,"Si konsumen menambahkan sembari menunjuk orang yang baru lewat di depan kios si tukang cukur.

"Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!" sanggah si tukang cukur. "Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka tidak datang ke saya", jawab si tukang cukur membela diri.

"Cocok!" kata si konsumen menyetujui."Begitulah Tuhan. Itulah point utamanya! Begitu halnya dengan Tuhan, Tuhan itu juga ada, tapi apa yang terjadi? orang-orang tidak mau datang kepada-Nya, dan tidak mau mencari-Nya. Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini. Apakah Tuhan harus memaksa untuk datang kepada-Nya baru dunia tidak ada kesusahan? Semua kembali pada diri kita masing-masing..”

Satu cerita yang menyentakkan bukan? Maknanya? Silahkan ambil sedalam-dalamnya. Terlepas dari itu, hingga sekarang aku belum tahu siapa pengarang cerita yang luar biasa ini. Makna yang terkandung di dalamnya sangat berbobot dan patut diacungi jempol. Kenyataanya kebanyakan dari kita memang dalam kondisi “terlampau jauh” untuk memaknai keberadaan tuhan. Diakui ataupun disangkal, kebanyakan dari kita beragama adalah karena orang tua kita beragama. Akankah kita beragama ketika kita dilahirkan oleh orang tua yang tidak beragama? Atau akankah kita menganut agama yang sekarang kita yakini jika kita dilahirkan dari orang tua yang menganut agama lain?

Satu pertanyaan retoris yang tak perlu dijawab. Tapi justru di sinilah letak berharganya sebuah iman. Di mana iman KTP dengan iman hakiki mampu dibedakan dengan lugas. Dunia modern tidak mengajarkan sama sekali hakikat tuhan, dan hanya menggunakan agama sebatas formalitas. Liberalitas dan Kapitalitas hanya membutakan manusia; bahwa kebahagiaan itu hanya diperoleh dengan jalan kaya raya dan memaknai sebuah kemiskinan sebagai suatu kebodohan dan kesialan. Satu bingkai hidup yang teramat sempit dan semu.

Ahh, beruntungnya malam ini bisa diingatkan dengan satu cerita pendek ini. Sebagaimana hujan yang turun malam ini. Curahan berkahnya tidak hanya membasahi bumi, namun juga membasahi hati ini hingga ia menyuburkan iman yang telah bersemayam sekian lamanya.. Mengukir enyum yang menentramkan hati kita semua. Peliharalah imanmu kawan, dengan iman, kau bahkan bisa menjaga senyum indahmu yang membuncah hingga sampai di liang lahat.. Hingga sampai di akhirat..



"Bagi mereka (orang-orang yang beriman)berita gembira dalam kehidupan di dunia dan dalam kehidupan di akhirat. Tidak ada perubahan bagi janji-janji Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar.” (QS Yunus : 62-64)

keep our faith smile, till the rest of our life

tulisan ini juga telah dipublikasikan via shvoong

Powered by Blogger.

  © Blogger template 'Personal Blog' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP