Suatu Hari di Negeri Antah Berantah
Dipandanginya sahabatnya itu lekat-lekat. Sembari
mengusap-usap ujung kepalanya yang besar, Toni berujar, “sering-sering ke sini
ya..”. Si paus pun tersenyum kegelian sembari menggoyang-goyang ekornya laksana
anjing yang diusap kepalanya oleh tuannya. Udara hangat dan angin sepoi-sepoi membungkus
pertemuan kedua makhluk beda habitat itu. Di negeri antah berantah, yang luar
biasa indah.
Negeri ini memang indahnya memukau. Tidak ada satupun yang
buruk rupa. Lahannya luas subur, tanamannya hijau dan rimbun. Musim datang dan
berlalu dengan teratur. Penduduknya makmur. Tak ada yang kekurangan, semua yang
hidup di negeri ini tercukupi kebutuhannya, bahkan tanpa bekerja sekalipun.
Pekerjaan yang dilakukan hanyalah pengisi waktu semata, tak lebih. Dan hal yang
paling unik dan luar biasa adalah, di negeri ini apapun mungkin. Semua batasan
dan kemustahilan di dunia tidak dijumpai di sini. Artinya, apapun bisa terjadi.
Sesuai kehendak pikiranmu. Kau ingin terbang? Terbang saja. Kau ingin menyelam
ke dasar lautan tanpa peralatan selam? Bisa saja. Ini antah berantah bung,
semua bisa terjadi di sini. Bahkan Toni bisa bertemu dan berbincang dengan sahabatnya
si paus sperma dari lautan dalam sana.
Di negeri ini, apapun mungkin. Bahkan seekor rusa pun bebas
menjadi politisi ulung, mengkritisi pemerintah dunia nyata yang memang tak
memberi perlindungan terhadap binatang. Hak asasi binatang yang dilanggar
begitu saja. Menjadikan hewan objek transaksi kepentingan. Manusia-manusia
dunia nyata memang maniak berkoloni, saling sikut dan sodok demi kepentingan
kelompoknya. Ketika manusia-manusia dewasa saling berseteru berebut kuasa,
mereka lalai melindungi dan memberi generasi mudanya contoh teladan dan
pendidikan yang baik. Remaja-remaja tumbuh bengal tanpa asuhan yang benar,
mereka turut berkoloni membentuk gerombolan geng-geng preman yang, alih-alih
memikirkan masa depan, mereka sibuk mencari sensasi dan berbuat brutal. Ini profil
memalukan dunia nyata yang memang layak dihujat habis-habisan. Yang bahkan rusa
pun tahu diri dan memahami tentang kekonyolan manusia ini, hingga ia pun turut
mengritisi.
Di dunia nyata, jutaan pohon ditumbangkan perdetiknya, demi
kebutuhan kertas yang seakan tanpa batas. Pembabatan brutal ini terus menerus
terjadi. Bayangkan, lahan hijau seluas 4-5 lapangan sepakbola hilang saban
detiknya dibabat habis untuk kepentingan manusia dunia nyata. Namun di negeri
antah berantah ini, pohon dimuliakan. Ia mendapat tempat terbaik. Jelas karena
keseimbangan dunia adalah karena asrinya ekosistem. Penduduk negeri ini sadar
betul akan nasib masa depan anak cucu mereka. Tentu tidak lucu bila suatu hari
kelak anak cucu mereka tidak mampu melihat hijaunya dunia, atau mungkin malah
mereka harus pergi ke museum untuk sekedar melihat replika pohon? Atau membayar
untuk perliter oksigen yang mereka hirup? Sekali-kali tidak. Ini tidak bakal
terjadi di negeri antah berantah ini. Namun di dunia nyata, beberapa ratus
tahun lagi hal ini akan menjadi kepastian yang mutlak, tentu bilamana manusia
di dunia nyata tetap tidak mengubah pola hidupnya yang beringas dan bodoh itu.
Populasi manusia akan terus tumbuh, tidak akan ada lagi lahan hijau ataupun
lahan yang layak ditinggali kelak.
Bahkan sang rusa juga berujar, “Apakah manusia dunia nyata sadar,
kelak suatu hari gambaran kengerian akan terjadi? Bahwa ketika tidak ada lagi lahan
tersisa untuk ditinggali, hanya imajinasi yang mampu menyelamatkan mereka. Silahkan berkhayal untuk menempati setiap
mega yang menggantang di langit sana!”
***
Itulah sedikit cerita dari negeri antah berantah milikku. Milikku?
Ya, aku menciptakannya sendiri kawan. Kau pun bisa demikian. Inilah yang
disebut imajinasi tanpa batas. Surrealisme, reality manipulation, atau apapun
itu istilah lainnya. Fotografi memang beragam. Ia tak melulu harus memakai
kamera SLR yang super hi-end, atau aplikasi photoshop di PC atau laptop. Kau
pun bisa berkreasi dengan hapemu sendiri. Inilah yang disebut “mobile photography”,
jadi semua proses, baik sedari ambil gambar, editing, hingga upload dilakukan
dengan hape saja. Ya, sesederhana itu. Berbeda dengan “real photography” yang menuntut
spesifikasi kamera gahar dan perangkat lain yang lebih banyak. Di dalam “mobile
photography” semua menjadi lebih simple. Dan kau bebas memilih style yang kau
suka. Minimalis editing? HDR? Monochrome? Semuanya bisa dilakukan. Ini soal
selera saja.
Upload karyamu via instagram. Kenapa instagram? Memang
banyak platform sharing foto yang telah ada, tetapi pilihan terbaik jelas instagram.
Populasinya terus tumbuh, dengan total populasi
90 juta pengguna aktif dan terus bertambah perdetiknya menjadikan instagram sebagai platform yang
sangat potensial. Mungkin beberapa teman yang belum memahami betul apa itu
instagram mengira bahwa editing dilakukan di instagram. Oh tidak, instagram
tidak bisa mengedit, meski tersedia fitur filtering foto, tapi ia lebih mirip
seperti facebook, sebuah jejaring sosial semata, yang fungsinya ya memang untuk
sharing semata. Tepat seperti kamu bebas mengisi facebookmu dengan semua gaya; jualan,
kritisi pemerintah, akun alay, atau apapun itu, dalam instagram pun kamu bisa demikian,
semua gaya bisa dipilih. Namun tidak seperti facebook, keunggulan instagram
adalah kita bebas memajang foto di manapun, dengan membubuhkan taggar (#) atau
hashtag. Bubuhkan saja sesuai selera, mau dipajang dimana gambar karyamu itu
kawan. Hashtag traffik tinggi, ataukah rendah. Dan facebook tak mampu
menyediakan fungsi ini. Jadi taggar bila dibubuhkan dimanapun dalam facebook
tak berarti apapun, tak mampu memberi fungsi ini.
Tulisan ini hanya iseng saja, seperti kamu yang iseng baca
sampai paragraf terakhir ini. Semua hanya soal hobi. Yang terpaut erat dengan
yang namanya hati. Kau suka naik gunung? Memetik gitar? Melukis? Atau apapun itu,
itulah hobimu. Ia hadir untuk melepaskanmu dari kepenatan. Tidak ada benar dan
salahnya, hobi adalah mutlak selera. Dan di sini aku hanya ingin berbagi perihal
hobiku, tentang seleraku dalam berfotografi. Mobile photography ternyata memang
sangat mengasikkan. Kita bisa mengabadikan setiap mimpi dan imajinasi yang kita
miliki. Mungkin, bisa saja imajinasi dan impian itu menginspirasi orang banyak.
Kalau kau suka, cobalah. Semoga memberi manfaat. Selamat malam kawan-kawan. Selamat
bermimpi, berimajinasi, dan membentuk negeri antah berantahmu sendiri. Ingatlah
selalu bahwa negeri antah berantahmu itu akan jauh lebih indah bilamana kau
bagi. Selamat beristirahat.