9.7.12

Gula-Gula Hati dalam Secangkir Kopi


Kopi berisi sejengkal kepahitan, dan beribu-ribu ton candu. Memikat hati dengan aromanya yang membuai. Tandem dengan sedasi kecil-kecil yg membuncahkan asa di hati. Cukup sesruput, dan itu sudah membuatmu ingin menaklukkan dunia.

Tak usah bertanya mengapa aku menyukai kopi. Karena aku bakal balik bertanya padamu mengapa kau menyukai tidur siang, naik gunung, atau sekedar menyanyikan lagu dengan gitar bututmu. Diplomasi tak akan memberi jawaban memuaskan mengapa hobi hadir di bumi. Tuhan lebih tahu jawabannya dengan memberimu ‘sepasang hati’ yang lembut di sebelah kanan lambungmu itu. Sepasang hati?


Ya. Hati manusia sejatinya ada dua. Kanan dan kiri. Karena keduanya dibalut dalam satu pembungkus, maka kesannya hati itu satu, padahal sebenarnya dua. Apa ini yang membuat sifat manusia rentan mendua? 

Selalu ada second opinion dalam hidup. Apapun itu, hidup selalu penuh dengan pilihan. Dan jika kita mau menyelami, sebenarnya pilihan yang paling sukar dijatuhkan adalah ketika opsi yang ada hanya tinggal dua. Di situlah titik di mana kita harus memilih. Dan apakah suatu kebetulan jika dua bagian hati manusia ternyata lebih besar bagian kanannya? Mungkin inilah jawaban Tuhan, condonglah pada yang terbaik dari keduanya.

Jadi hobi adalah masalah hati. Begitu pula dengan minum kopi. Asal hobi tidak masuk dalam ranah merugikan dan membahayakan diri sendiri dan orang lain, jangan pernah bertanya ‘mengapa’, tentu karena condongnya hati tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Mulut bakal berbusa-busa menjelaskan pada orang yang tidak sehobi. Mungkin ini pulalah jawabannya, mengapa orang sehobi kadang sehati, sebab untuk melukis senyum pun kadang tak perlu berkata-kata..

Tulisan ini juga telah dipublikasikan via shvoong.

Powered by Blogger.

  © Blogger template 'Personal Blog' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP